Komentar dan tanggapan VTR Team Teaching Pembelajaran di Jepang

ASTIYANI
1471 225 9002
P2TK DIKDAS
Tugas Learning Trajectory
I.          Komentar dan Tanggapan Mengenai VTR Team Teaching di Jepang
Video pembelajaran Team Teaching yang dilaksanakan di salah satu sekolah di Jepang tersebut menggambarkan situasi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Peran guru tidak mendominasi dalam pembelajaran tersebut, guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan sedikit apersepsi kepada siswa tentang materi pelajaran dan tugas yang akan diselesaikan siswa. Sebaliknya justru aktivitas siswalah yang lebih mendominasi dalam pembelajaran dengan aktivitas-aktivitas yang bermakna melalui pengunaan fasilitas LKS yang disediakan guru. Siswa terlibat dalam pembelajaran yang aktif dan memberikan pengalaman langsung dalam membangun pemahamannya, dalam hal ini tentang operasi perkalian dasar.
Pembelajaran kolaboratif nampak sekali dalam situasi pembelajaran, dimana terjalin interaksi yang sinergis antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan media pembelajaran. Terdapat dua orang guru dalam kelas tersebut sebagai team teaching yang solid dalam membimbing proses belajar siswa. Mereka berinteraksi secara intensif dengan siswa, mendengarkan dengan seksama penjelasan gagasan siswanya, dan sesekali memberikan penjelasan kepada siswa. Interaksi siswa dengan siswa juga terjalin sangat harmonis dimana siswa yang pandai membantu menjelaskan siswa yang mengalami kesulitan.Siswa saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dalam mengemukakan pendapat dan gagasan mereka secara demokratis.
Video tersebut juga ditayangkan adanya interaksi pengalaman langsung anak dengan media pembelajaran yaitu tabel perkalian. Melalui interaksi dengan media tabel perkalian anak-anak menemukan formula-formula tertentu dalam menentukan cara mengitung perkalian. Guru mendampingi proses diskusi yang berlangsung dengan antusias mendengarkan gagasan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil diskusi, ide, dan gagasan mereka di depan kelas tentang cara menghitung dalam tabel perkalian. Dalam proses mengkomunikasikan hasil diskusi, terlihat siswa mempunyai cara-cara atau formula yang sangat bervariasi tentang cara penghitungan perkalian dasar dengan menggunakan tabell perkalian. Siswa sangat antusias dan aktif dalam menjelaskan konsep perkalian baik dalam proses diskusi maupun saat menjelaskan di depan kelas. Sedangkan siswa yang lainnya tidak kalah antusias dalam memberikan tanggapan, pertanyaan, dan bahkan menjelaskan cara lain yang berbeda sesuai dengan cara yang dia temukan.
Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam mengemukakan gagasan. Mereka memberikan waktu dan tidak melakukan intervensi saat siswa menjelaskan cara dalam mengemukakan konsep yang mereka temukan. Pada akhir pembelajaran guru baru memberikan penjelasan dan kesimpulan tentang konsep perkalian untuk memberikan penguatan konsep yang telah dibangun siswa. Sikap guru yang demokratis dengan mau mendengarkan, memahami, dan memberikan kesempatan kepada siswa mengemukakan gagasannya patut kita teladani. Sebagai guru kita harus mau belajar meskipun itu dari siswa kita, karena siswa terkadang menemukan cara-cara yang unik dan khas sesuai dengan intuisi mereka.

II.       Pertanyaan
Dalam tayangan VTR tentang Team Teaching tersebut ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan yaitu:
1.        Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan guru untuk menilai kompetensi siswa?
2.        Dalam proses pembelajaran tersebut terlihat siswa sudah sangat menguasai konsep perkalian dalam menemukan dan merumuskan cara menghitung dalam tabel perkalian, apakah sebelum proses pembelajran tersebut guru sebelumnya telah memberikan konsep tentang perkalian atau memang siswa menemukan sendiri caranya?
3.        Sebenarnya apa yang dilakukan guru dan bagaimana peran guru ketika mendampingi siswa dalam diskusi?

III.    Refleksi Pembelajaran
Berdasarkan video tersebut terlihat proses pembelajaran yang sangat ideal dimana pembelajaran benar-benar terusat pada aktvitas siswa. Hal ini menjadi refleksi bagi saya selama menjalankan proses pembelajaran di kelas selama ini. Saya akui bahwa proses pembelajaran selama ini masih sangat jauh jika dibandingkan dengan video tersebut. Dalam proses pembelajaran saya selaku guru terkadang lebih mendominasi karena memang siswa membutuhkan bimbingan dan penjelasan tentang materi perkalian. Jika guru hanya memberikan penjelasan secara singkat siswa belum tentu memahami dan masih bingung cara menghitung operasi perkalian.
Beberapa kelemahan pembelajaran yang kami lakukan selama ini,masih berpusat pada guru dimana guru mendominasi dalam menjelaskan materi pembelajaran khususnya operasi perkalian. Sebagai guru kadang kami menemukan banyak kesulitan ketika membimbing siswa membentuk pemahamannya tentang bagaimana menghitung operasi perkalian dasar. Awalnya kami menggunakan benda-benda konkret ketika mengenalkan materi perkalian, tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena semakin banyak operasi hitung. Tabel perkalian memang dibuat oleh siswa, tetapi siswa tidak dapat menemukan cara-cara seperti nampak dalam video tersebut. Kemampuan kognitif siswa belum mampu menemukan cara-caranya sendiri tanpa bimbingan guru.

Banyak hal dapat saya pelajari dalam video pembelajaran tersebut bahwa sebagai guru seharusnya kita menjadi fasilitator mengakomodasi gagasan siswa dengan menyediakan LKS, memiliki sikap demokratis dalam mendengarkan gagasan siswa, membimbing siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, dan memberikan motivasi kepada siswa agar mereka lebih aktif dalam pembelajaran. Cara-cara yang nampak dalam video tersebut mengenai cara mengitung perkalian dalam tabel perkalian tersebut dapat kami aplikasikan dalam pembelajaran operasi perkalian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemahaman Matematika

Review Teori Belajar

Pemahaman Matematika Pendidikan Matematika Realistik